Setelah dari Masjid Agung Sang Cipta Rasa kami melanjutkan ziarah Sunan Gunung Jati. Sunan Gunungjati merupakan satu dari tokoh besar dalam menyebarkan ajaran Islam di Jawa. Khususnya pesisir utara Jawa.Sunan Gunungjati diberkahi umur panjang dan bermanfaat yakni sekitar 120 tahun. Bernama asli Syekh Syarif Hidayatullah atau ada yang menyebutnya Sayyid Kamil. Selain di Cirebon, beliau juga melakukan dakwah di Kerajaan Pajajaran, Galuh, hingga Banten. Setelah ziarah kembali ke area parkir bus kemudian sarapan terlebih dahulu, diberikan waktu istirahat untuk makan dan bebersih diri. Setelah itu lanjut ziarah dengan berjalan kaki ke Makam Syekh Nurjati (Syekh Dhatul Kahfi). Syekh Nurjati dikenal sebagai tokoh perintis dakwah Islam di wilayah Cirebon. Beliau menggunakan nama Syekh Nurjati pada saat berdakwah di Giri Amparan Jati, yang lebih terkenal dengan nama Gunung Jati, sebuah bukit kecil dari dua bukit, yang berjarak + 5 km sebelah utara Kota Cirebon, tepatnya di Desa Astana Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon.
Setelah itu, melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bus untuk ziarah ke Makam Syekh Magelung Sakti, beliau seorang ulama murid Sunan Gunung Jati yang berpenampilan sangat khas yaitu dengan menggelung rambut panjangnya. Konon rambutnya sendiri panjangnya hingga menyentuh tanah, karena tidak bisa dipotong dengan apapun dan oleh siapapun. Sehingga lebih sering mengikat rambutnya (gelung) tersebut kemudian dikenal sebagai Syekh Magelung (Syekh dengan rambut yang tergelung). Berdasarkan Babad Cirebon Syekh Magelung Sakti berasal dari Negeri Syam (Syria), dengan panggilan Syarif Syam. Saat kanak-kanak, Syarif Syam tergolong bocah yang jenius, tak salah jika pada usia 7 tahun di kalangan guru dan para pendidiknya dia telah menyandang panggilan sebagai sufi cilik.Inilah yang menyebabkan dia anak yang diperebutkan guru besar di seluruh negara Timur Tengah.
Langsung melanjutkan perjalanan ke Rumah Makan Umbaran untuk makan siang, kemudian ziarah ke Makam Mbah Kuwu Sangkan dengan mengendarai angkot. Pada hari itu hujan deras sehingga mengakibatkan dokumentasi yang kurang maksimal. Dilanjutkan ziarah ke Makam Mbah Buyut Kriyan (Syekh Anwaruddin), Beliau Kyai Anwarudin adalah salah satu kyai yang terkenal di Desa Kriyan Cirebon. Sehingga kemudian, Kyai Anwarudin lebih dikenal sebagai Kyai Kriyan atau Mbah Kriyan atau Ki Buyut Kriyan. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa ‘Kriyan’ disini berarti Wali Karian yang berarti wali belakangan. Beliau adalah keturunan ketujuh dari Sunan Kalijaga. Perjalanan dilanjutkan untuk makan malam di Rumah Makan Brawijaya (Garuda Mas). Kemudian ziarah ke Makam Pangeran Raja Muhammad, dimana Setelah itu melanjutkan perjalanan untuk menginap di Pondok Pesantren Buntet Cirebon. Perjalanan ziarah dilanjutkan keesokan harinya setelah sarapan, sowan kepada pengasung dan ziarah ke Makam Auliya Pondok Pesantren Buntet.